Acara yang bertemakan ”Perkuat Jalinan Silaturohim, Organisasikan Diri untuk Memajukan Pergerakan dan Perubahan Buruh Migran Sejati” ini diawali dengan lantunan Asmaul Husna.
Syafa’atun, Ketua organisasi Majelis Persaudaraan Al-lkhlas BMI Hong Kong, dalam sambutannya mengajak jamaah untuk saling guyub rukun, mengingatkan, yang pandai tidak perlu bersombong diri, yang kurang pandai tidak perlu berkecil hati.
Ia juga mengimbau BMI bersama-sama memajukan organisasi, meningkatkan ibadah dan ketakwaan kepada Allah, juga meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
Juru bicara Jaringan BMI, Sringatin, memberikan pesan solidaritas dan mengaitkan makna Isro’ Mi’raj dengan kondisi nyata BMI di Hong Kong saat ini.
“Tidak ada jaminan BMI akan terhindar dari berbagai macam kasus,” ujarnya.
Dikemukakan, kasus Kartika dan kekalahannya di persidangan tanggal 21 Mei lalu menjadi contoh. Kartika mengalami perbudakan selama 22 bulan, tidak pernah mendapatkan gaji, libur, cuti tahunan, dipukul, disiksa bahkan juga diikat.
Kasus Kartika, lanjut Sring, adalah salah satu kasus dari sekian kasus yang dialami oleh mayoritas buruh migran.
“BMI sudah seharusnya mau belajar dan belajar, membekali diri dengan pengetahuan dan mempertebal rasa sosial, kepekaan dan kepedulian kita terhadap BMI di kiri-kanan yang mengalami musibah dan cobaan melalui penguatan berorganisasi demi mewujudkan cita-cita luhur bersama, ” imbuhnya.
“GAMMI adalah salah satu aliansi progresif yang bisa dijadikan contoh untuk organisasi Muslim lainnya yang tetap konsisten dengan perjuangan BMI,” tegasnya. “Untuk itu, jangan ragu menolong sesama, menuntut keadilan Kartika dan keadilan bagi seluruh buruh migran, ” pungkasnya. (amy utamy/localhost/project/personal/ddhongkong.org/ddhongkong.org).*
