Qaradhawi dan Ghanoushi Ulama Terpopuler

Ulama asal Mesir yang tinggal di Qatar, Syekh Yusuf Al-Qaradhawi, dan ulama Tunisia yang juga pendiri gerakan Islam An-Nahda, Syekh Rasyid Al-Ghanoushi, terpilih sebagai “ulama terpopuler” (scholar of the year) dalam polling situs Islam terkemuka, OnIslam.net.

Dalam polling bertema “Siapa ulama paling berpengaruh tahun ini”, puluhan pengguna, pria dan wanita, muda dan tua, merekomendasikan ulama terkemuka dari berbagai belahan dunia untuk menjadi “Ulama OnIslam tahun ini” .

Hasilnya, 40% memilih Al-Qaradhawi –Presiden Uni Internasional untuk Cendekiawan Muslim (IUMS), 15% Al-Ghanoushi, dan ulama lainnya 10% ke bawah.  Kebanyakan pemilih memuji sikap dan peran Qaradhawi dalam revolusi dunia Arab yang menggulingkan para diktator.

Fatwa dan pernyataan Qardhawi selama pergolakan di Tunisia, Mesir, dan revolusi Libya itu sangat memotivasi para pemrotes dan memberikan dukungan syariah untuk revolusi damai yang menentang penindasan dan tirani. Selain itu, Qardhawi juga memberikan dukungan penuh untuk revolusi Yaman dan Suriah.

Kontribusi ilmiah Qaradwi selama ini mendapatkan penerimaan yang besar dan dukungan dari umat Islam di seluruh dunia. Ia mendirikan Dewan Eropa untuk Fatwa dan Penelitian (ECFR), di Dublin, untuk mempelajari dan menerbitkan fatwa-fatwa Muslim yang tinggal di Eropa.

Sepanjang hidupnya, Qardhawi mempromosikan konsep Islam moderat dan aplikasi syariat Islam yang benar.

Aktivisme Ghanoushi

Kedua setelah Syekh Qaradhawi, sekitar 15% memilih Syekh Rasyid Al-Ghanoushi, pemimpin gerakan Islam An-Nahda di Tunisia.

Revolusi di Tunisia yang menumbangkan rezim Ben Ali dan mengilhami revolusi di seluruh dunia Arab, membuka jalan bagi Ghanoushi kembali ke tanah air. Ghanoushi, yang juga anggota IUMS dan ECFR, secara luas dikenal karena pandangan dan sikap moderatya.

Partai politik pimpinan Ghanoushi, An-Nahda, yang berhaluan moderat dan realistis, mencatat kemenangan gemilang dalam pemilu Tunisia yang baru lalu. Meskipun tidak memperoleh mayoritas yang cukup besar dan cukup untuk membentuk pemerintahan sendiri, An-Nahda kini punya hak untuk memimpin koalisi dengan partai besar lainnya.

Sikap moderat dan karya ilmiahnya menjadi salah satu alasan utama bagi Ghanoushi untuk digelari “sarjana Islam tahun ini”. (Mel/OnIslam.net/ddhongkong.org).*

Exit mobile version