Pengajian Nurjami’ah Discovery Bay Ungkap Hikmah Musibah

DDHK News, Hong Kong — Organisasi Nurjami’ah Discovery Bay BMI Hong Kong mengadakan pengajian bersama Koordinator Ulil Albaab Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) Ustadzah Mufrotin, Ahad (23/2), dengan tema “Hikmah Sebuah Musibah”.

Ustadzah Mufrotin menjelaskan tentang pahala surga bagi yang menjalani hidup dengan baik. “Itu janji Allah Swt,” terangnya. “Hidup di dunia tidak akan sentiasa menyenangkan. Setiap manusia digilirkan untuk merasai perkara yang disukai dan yang dibenci. Ini karena dunia adalah tempat ujian bagi manusia untuk membuktikan siapa di kalangan hamba Allah yang benar imannya dan siapa yang berdusta.”

 “Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, dan Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan Dia pasti mengetahui orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut:3).

Dikemukakan, Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya: “(Agar dibedakan) orang yang benar dalam pengakuannya dari orang yang dusta dalam ucapan dan pengakuannya. Sedangkan Allah SWT Maha Mengetahui apa yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi. Allah juga mengetahui cara terjadi sesuatu bila hal itu terjadi. Hal ini adalah ijma’para imam Ahlus Sunnah wal Jamaah.”

Bentuk ujian yang dihadapi manusia adalah seperti firman Allah, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan…” (QS. Al-BAqarah: 155).

Orang yang sabar ketika ditimpa musibah mendapat tiga keutamaan sekaligus: shalawat Allah, rahmat, dan petunjuk-Nya. Allah memuji orang yang sabar di hadapan para malaikat yang suci. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Abu Al-‘Aliyah Al-Rayyahi (Syarh Al-Mumti’, Ibnu Al-Utsaimin).

Orang beriman percaya semua takdir Allah itu baik dan ada hikmahnya karena Allah tidak menjadikan sesuatu sia-sia. Mereka mengharap pahala dan hanya orang yang sabar dicukupkan pahala tanpa batas, yaitu orang yang sabar semata-mata karena Allah, bukan kerana terpaksa.

Rasulullah Saw pernah melewati di sebelah seorang wanita yang menangisi kematian anaknya. Baginda berkata kepadanya, “Takutlah kepada Allah dan bersabarlah.” Wanita itu berkata, “Engkau tidak rasa musibah yang aku alami.” Ketika Rasulullah SAW berlalu dari situ ada sahabat berkata kepada wanita itu bahwa orang yang menasihati tadi adalah Rasulullah SAW. Alangkah terkejutnya wanita itu, dia segera pergi ke rumah Rasulullah SAW dan berdiri pintunya. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, tadi aku tidak mengenalmu. Sekarang aku sabar.” Rasulullah SAW bersabda, “Sabar itu di awal musibah.” (Bukhari dan Muslim).

Dihapus Dosa

Hikmah terbesar di balik musibah adalah dihapuskan dosa dan diganjari pahala sehingga dia beroleh surga. Nabi Saw bersabda,

“Sungguh pahala yang besar bersama ujian yang besar. Apabila Allah mencintai seseorang, Dia memberi ujian kepadanya, siapa yang redha maka Allah redha padanya, dan siapa yang murka maka Allah murka padanya.” (Sahih. Riwayat Al-Tirmidzi)

Dari Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda, “Apabila Allah menginginkan kebaikan pada hambaNya, disegerakan baginya hukuman di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan pada hambanya, ditahan baginya balasan dosanya hingga akan disempurnakan pada hari kiamat.” (Hasan sahih. Riwayat Al-Tirmidzi)

Wuhaib bin Al-Ward rh. berkata, “Apabila Allah SWT ingin memuliakan hamba-Nya, Dia menimpakan kepadanya sesuatu yang tidak disukainya, kesakitan pada tubuhnya, dan ketakutan (yang menghapus dosanya), sehingga kematian datang kepadanya dan dia masih memiliki dosa, kematian dijadikan sangat sukar baginya disebabkannya (untuk menghapus dosa yang masih berbaki), menyebabkan dia bertemu Allah tanpa dosa. Dan apabila seseorang itu tidak bernilai pada Allah (disebabkan keingkarannya), Allah menjadikannya sihat, meluaskan tujuan hidupnya dan menjadikan dia merasa aman (ganjaran kebaikan yang dilakukannya dibalas ketika di dunia). Hingga kematian datang dan dia masih ada sisa kebaikan (yang belum dibalas), maka kematian dijadikan ringan baginya disebabkan kebaikannya, dan dia bertemu Allah tanpa apa-apa.” (Al-Mujalasah wa Jawahir Al-Ilmi).(Nengsih/Volunteer DDHK/localhost/project/personal/ddhongkong.org/ddhongkong.org).*

Exit mobile version