Pejuang Palestina Dukung Kemenangan Rakyat Tunisia

DDHK News — Faksi-faksi pejuang Palestina, termasuk gerakan Hamas, mengungkapkan dukungannya terhadap intifadhah (perlawanan) yang dilakukan rakyat Tunisia melawan rezim diktator yang memiliki hubungan mencurigakan dengan penjajah Zionis.

Mendagri Palestina di Jalur Gaza, Fathi Hamad, saat membuka markas kepolisian di Zaitun, wilayah timur Gaza, Sabtu (15/1), kepada para wartawan mengatakan, pihakya mendukung rakyat Tunisia dalam memilih pemimpinnya. “Meskipun itu harus dilakukan dengan pengorbanan,” katanya seperti dikutip Info Palestina.

Hamad menambahkan, yang terjadi di Tunisia merupakan pelaksanaan kehendak rakyat yang telah bersabar sepanjang waktu di bawah kediktaroran. “Semoga Allah memberikan kebaikan kepada mereka untuk melaksanakan pemilu dan memilih pemerintahan yang baru,” lanjutnya.

Jurubicara Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) Dr. Sami Abu Zuhri menegaskan, gerakannya menghormati kehendak rakyat Tunisia di dalam memilih pemimpinnya.

Dalam pernyataan khusus kepada koresponden Infopalestina, Sabtu (15/1), ia mengatakan, Hamas menghormati kehendak rakyat Tunisia dan pilihannya. “Kami tegaskan dukungan kami kepada mereka,” katanya.

Jurubicara Hamas itu menegaskan, rakyat Tunisia berhak untuk memilih kedaulatannya yang mereka inginkan melalui proses demokrasi yang dijamin jauh dari intervensi asing.

Jurubicara Gerakan Jihad Islam, Dawud Syihab, kepada kantor berita Prancis mengatakan, pihaknya mendoakan rakyat Tunisia atas intifadhah yang dilakukan melawan sistem diktator. “Apa yang terjadi di Tunisia membuktikan bahwa rakyat Arab mampu menciptakan perubahan demi kebebasan dan menolak kediktatoran dan kedzaliman,” kata Syihab.

Syihab menyatakan, kasus Tunisia merupakan pesan kepada semua pihak, termasuk Israel dan Barat, bahwa sistem yang memiliki hubungan dengan entitas Zionis Israel bisa berkhir dan itu merupakan kabar gembira fajar kebebasan akan datang.

Jurubicara Front Demokratik Palestina menyebut kejadian di Tunisia sebagai “kemenangan besar” rakyat Tunisia dan “pelajaran bagi semua pihak”. Untuk itu dia, menyerukan rakyat Arab bangkit melawan penguasanya yang dzalim dan diktator.

Rakyat Tunisia Jum’at (14/1) lalu berhasil melengserkan presidennya, Ben Ali, setelah 23 berkuasa secara otoriter, setelah protes rakyat berlangsung selama sebulan dan menimbulkan ratusan korban tewas dan terluka. Menteri Muhammad al-Ganushi menggantikan tugas presiden untuk sementara setelah presiden lengser dan melarikan diri dari Tunisia ke Saudi Jum’at malam. (Mel/Info Palestina).*

Exit mobile version