Muslim Moskow Akan Bangun Masjid Baru, Warga Sekitar Protes

Warga sebuah kawasan di pinggiran tenggara Moskow, Rusia, menolak rencana pembangunan sebuah masjid. Mereka berjanji akan mengirimkan sekitar 2.000 tanda tangan kepada Presiden Dmitry Medvedev. Kelompok-kelompok nasionalis Rusia berjanji mendukung langkah warga.

Para pemimpin Muslim membela diri dengan mengatakan bahwa masjid merupakan kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Dikatakan, empat masjid di ibukota sudah tidak lagi mampu menampung jamaah.

Residents of the Tekstilshchiki district in southeastern Moscow will send Medvedev a complaint signed by more than 1,800 people opposing construction of the mosque, mainly on the grounds that it might cause massive traffic jams in the area on Islamic holidays, activist Mikhail Butrimov told The Moscow Times on Friday.

Aktivis Mikhail Butrimov mengatakan kepada The Moscow Times (26/9), warga distrik Tekstilshchiki di Moskow tenggara akan mengirimkan keluhan kepada Presiden Medvedev yang ditandatangani oleh lebih dari 1.800 orang yang menentang pembangunan masjid. Alasan penolakan mereka terutama keberadaan masjid itu bisa menyebabkan kemacetan lalu lintas besar-besaran pada hari libur Islam.

Butrimov memimpin gerakan Moi Dvor atau My Yard yang mendukung penduduk dalam menentang masjid. Menurutnya, beberapa tahun yang lalu warga meminta pemerintah setempat untuk membangun sebuah kapel Ortodoks Rusia atau membuat taman di pelataran yang tidak terpakai. Namun, pihak berwenang melarang ada pembangunan di sana.

Dua kelompok ultranasionalis, Gerakan Melawan Imigrasi Ilegal (DPNI) dan Russian Public Society (RPS), menjanjikan dukungan mereka kepada penduduk dalam sebuah konferensi pers bersama Jumat.

“DPNI akan memeriksa apakah dokumen otorisasi pembangunan masjid itu legal dan melakukan apa saja untuk menarik perhatian publik secara maksimal untuk kasus ini,” kata juru bicara DPNI, Alla Gorbunova.

Menurut Butrimov, jika sebuah masjid didirikan, “tak seorang pun akan dapat melewatinya wilayah itu pada hari libur (karena macet).” Masjid-masjid di Moskow selama ini dituding sebagai biang kemacetan lalu-lintas setiap hari Jumat karena banyaknya kaum Muslim yang shalat Jumat.

”Ada sampai 1,5 juta Muslim di Moskow yang memiliki populasi sekitar 10 juta,” kata Gulnur Gaziyeva, juru bicara Dewan Mufti Rusia. “Pada hari libur Islam, sampai 100.000 orang datang ke masjid-masjid ibukota.”

“Hal ini terjadi tanpa mengatakan bahwa sebuah masjid yang baru diperlukan,” kata Gaziyeva.

Butrimov mengatakan, masjid baru ini akan menampung 3.000 sampai 5.000 orang.

“Tentu saja, pembangunan apa pun akan selalu menimbulkan ketidaknyamanan kepada penduduk setempat dan kami memahaminya,” kata Gaziyeva.

“Tapi warga Moskow harus memahami, bahwa umat Islam lebih baik pergi ke mesjid daripada ke ke tempat lain yang dapat mengajarkan sesuatu yang salah,” katanya, mengacu pada ideologi “radikal”.

“Banyak pemuda Muslim ‘yang dipisahkan dari orangtua mereka’ tiba di Moskow,” ujarnya.  ”Satu-satunya guru yang dapat memastikan bahwa mereka tidak pergi ke tempat yang salah adalah imam.” (Mel/ddhongkong.org).*

Exit mobile version