Serangan itu terjadi beberapa hari setelah orang tak dikenal menyerang masjid dan menghancurkan jendela-jendelanya. “Setiap tindakan vandalisme itu menyedihkan. Tapi vandalisme terhadap rumah ibadah agama apa pun sangat pengecut dan penuh kebencian,” kata Kenny.
Ditegaskanya, pemerintah Kanada sangat mengutuk serangan-serangan keji yang telah meneror seluruh masyarakat itu. “Pemerintah kami sangat terganggu oleh tindakan individu yang mempromosikan jenis kebencian. Kanada diakui sebagai negara damai dan toleran.”
Perdana Menteri Stephen juga mengutuknya sebagai “serangan keji” dalam sebuah pernyataan di Prancis. “Anggota masjid telah meminta bantuan dalam pendanaan infrastruktur dan proyek-proyek keamanan dan telah menerima dana dari pemerintah kita,” kata Harper.
Serangan itu merupakan yang keempat terhadap masjid di Kanada dalam enam bulan terakhir. “Hal ini diklasifikasikan sebagai kejahatan rasial,” kata Guy Berthelotte, wakil kepala polisi Gatineau, Quebec.
Serangan terhadap masjid itu juga dikutuk oleh kelompok-kelompok Yahudi dan Muslim di Kanada.
“Insiden ini tidak hanya merupakan penghinaan terhadap sekitar 4.000 Muslim di daerah Gatineau, tetapi juga merupakan kemarahan bagi semua warga Kanada yang menghargai keragaman,” kata Frank Diamant, ketua kelompok Yahudi B’nai B’rith Kanada .
Namun, imam masjid mengatakan, serangan itu tidak mencerminkan permusuhan anti-Islam yang luas di Kanada. “Ini tidak mencirikan warga Kanada,” kata imam Nabil Bouzoubaa.
Jumlah kaum Muslim Kanada sekitar 2,8 persen dari 32,8 total juta penduduk. Sebuah laporan terbaru dari Pew Forum yang berbasis di Washington mengatakan, jumlah kaum Muslim diprediksi naik 6,6% dari total penduduk Kanada pada 2030.
Sebuah survei terbaru menunjukkan, mayoritas Muslim bangga menjadi warga Kanada dan mereka lebih berpendidikan dari populasi umum. (Mel/OnIslam.net/ddhongkong.org).*
