Malang, Lamongan, Pidie, Cirebon, Manado Dilanda Banjir

DDHK.ORG — Selain berbagai bencana alam di Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, dan Sumedang yang beritanya sudah tersebar luas, bencana alam berupa banjir juga melanda berbagai daerah lain di Indonesia. Pada hari Senin, 19 Januari 2021 misalnya, tercatat banjir melanda Malang, Lamongan, Pidie, Cirebon, dan Manado.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, melaporkan banjir di Kota Malang, Jawa Timur, menyebabkan satu orang hilang dan 260 rumah terendam banjir. Banjir merendam empat kecamatan di kota tersebut, yakni Kecamatan Klojen, Kecamatan Sukun, Kecamatan Kedungkandang, dan Kecamatan Lowokwaru.

“Adapun tercatat kerugian materil sebanyak 260 rumah terendam dan 2 unit sepeda motor hanyut. BPBD Kota Malang masih melakukan pendataan untuk kerugian lainnya yang mungkin timbul,” kata Raditya dalam keterangan resminya.

Pada hari yang sama, BNPB juga menginformasikan banjir setinggi 70 sentimeter merendam Kabupaten Pidie, Aceh, yang disebabkan intensitas hujan tinggi dan luapan Sungai Krueng Baro Garo. Data sementara, terdapat enam kecamatan yang terdampak banjir. Yakni, Kecamatan Delima, Kecamatan Pidie, Kecamatan Padang Tiji, Kecamatan Mila, Kecamatan Glumpang Baro dan Kecamatan Indrajaya. Akibatnya, 1.081 jiwa mengungsi, 14 rumah terendam, dan 11.371 jiwa terdampak.

BNPB juga menyatakan ada sembilan kecamatan yang terdampak banjir dan longsor di Kota Manado, Sulawesi Utara. Sembilan kecamatan itu yakni, Kecamatan Tikala, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Malalayang, Kecamatan Sario, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Wenang.

Raditya Jati mengatakan, tercatat ada enam orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor tersebut. “Banjir dan tanah longsor terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah yang labil pada Sabtu (16/1) pukul 15.09 WITA dengan tinggi muka air sekitar 50 sampai 300 sentimeter,” ujar Raditya.

Sebanyak 500 jiwa yang mengungsi sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing. BNPB juga mencatat kerugian materil akibat banjir dan longsor antara lain dua unit rumah rusak berat dan 10 unit rumah rusak sedang. Tim di lapangan juga masih melakukan pendataan kerusakan rumah.

Sementara itu dilaporkan, sebanyak 42 desa di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, juga terendam banjir. Sedikitnya, 7.726 rumah terdampak banjir di kawasan Bengawan Jero tersebut.

Bupati Lamongan, Fadeli, sudah mengirim surat permohonan dukungan percepatan penanganan banjir di wilayah Bengawan Jero kepada pemerintah pusat. “Penanganan banjir ini memiliki peran dan arti yang sangat penting, kaitannya dengan penyediaan air baku irigasi dan drainase serta kegiatan pertanian, di mana sampai saat ini penanganannya masih terkendala infrastruktur yang belum terpenuhi,” kata Fadeli.

Bengawan Jero yang sudah tak mampu menampung luapan debit air mengakibatkan banjir di beberapa Kecamatan di Lamongan, yakni Pucuk, Maduran, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun, Glagah.

Masih di hari yang sama, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mencatat ratusan rumah di wilayah itu yang terendam banjir akibat hujan lebat dan meluapnya aliran sungai. “Sementara yang terdata ada ratusan rumah di beberapa kecamatan yang terendam banjir,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan.

Alex mengatakan banjir yang menggenangi ratusan rumah warga itu tersebar di Kecamatan Plered, Klangenan, Arjawinangun, Kapetaka, dan Suranenggala. Rata-rata air bah menggenang dengan kedalaman air 50-100 sentimeter. [Sumber: CNN Indonesia/Antara] [DDHK News]

Source
CNN Indonesia dari Antara
Exit mobile version