Konferensi Muslim Moderat: Komunitas Melayu Representasikan Islam

Komunitas muslim Melayu di Asia Tenggara bisa menggeser posisi komunitas Arab di Timur Tengah sebagai wajah Islam di dunia. Penerapan Islam oleh komunitas melayu dinilai lebih mencerminkan islam yang moderat dan toleran dibandingkan di Timur Tengah yang cenderung hitam-putih.

”Komunitas Melayu jauh lebih bisa menampilkan Islam yang rahmatan lil’alamin atau rahmat bagi semesta alam.Ini yang perlu dilihat oleh dunia internasional sehingga pandangan miring terhadap islam oleh Barat bisa kita kikis,” kata Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Hamka Haq di sela-sela acara International Conference on Global Movement of Moderates atau Konferensi Muslim Moderat, di Kuala Lumpur, Malaysia, kemarin.

Acara yang digagas Perdana Menteri Malaysia M Najib Razak ini dihadiri sekitar 750 peserta perwakilan dari 75 negara Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika.

Dari Indonesia, selain Hamka Haq, hadir sebagai peserta antara lain Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua PBNU Masdar F. Mas’udi, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan anggota Komisi I DPR yang juga Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR M. Najib.

Hamka mengungkapkan, forum internasional yang diselenggarakan komunitas Islam menjadi sangat penting dan relevan dengan terus bergulirnya demokrasi.

Islam yang moderat dan toleran, kata dia, akan selalu dapat berjalan beriringan dengan demokrasi yang oleh Barat sering dipertentangkan. Pandangan senada disampaikan M Najib. Dia melihat ada beberapa sisi dalam forum ini, di antaranya, komunitas Melayu di kawasan Asia Tenggara cukup besar melebihi komunitas Arab di Timur Tengah.

Selain itu, komunitas Melayu memiliki sejarah sendiri dalam menerapkan Islam yang toleran moderat.

”Dan ini sudah cukup lama tidak tampil di permukaan atau di kancah internasional. Terakhir komunitas Islam Melayu tampil ke depan adalah ketika Pak Habibie (mantan Presiden BJ Habibie) memimpin ICMI yang kemudian menimbulkan simpati dari Timteng, Eropa, maupun Afrika. Tetapi sekarang ICMI meredup dan gaung Islam di Asia Tenggara juga ikut meredup,” katanya.

Padahal, kata dia, komunitas Malayu sebagai komunitas Islam terbesar harusnya bertanggung jawab secara moral untuk tampil di dunia Internasional. (Seputar Indonesia).*

Exit mobile version