Karena Mudah Kasihan ke Teman Dekat, Pekerja Migran Indonesia Kena Tipu HK$50 Ribu

DDHK.ORG — Kasus penipuan di Hong Kong seringkali dilakukan oleh teman dekat. Hal itu, salah satunya, dibuktikan oleh pekerja migran Indonesia (PMI) yang mengaku bernama Ati. Kerugian yang dideritanya tidak tanggung tanggung, HK$50 ribu!

“Saya orangnya mudah kasihan kalau lihat orang minta tolong sambil menangis. Apalagi alasannya adalah bapaknya lagi dirawat di rumah sakit karena menderita kanker otak. Karena sayanya teringat orang tua yang sudah lanjut usia, saya jadi ikut menangis juga,” tutur Ati kepada DDHK News.

Apalagi, ungkap PMI asal Indramayu, Jawa Barat ini, teman yang menipunya itu sudah dianggapnya sebagai teman baik. “Ke mana mana bareng, makan juga bareng, setiap hari selalu telepon saya. Kok tega banget dia ke saya. Dibaikin malah kurang ajar,” ujarnya.

Menurut pengakuan Ati, teman yang menipunya itu bernama Sri, asal Banyuwangi, Jawa Timur. Perempuan yang telah bekerja 8 tahun di Hong Kong itu pertama kali kenal dengan Sri, yang juga berprofesi sebagai pekerja rumah tangga, di sebuah warung Indonesia saat libur hari Ahad, pada tahun 2013 silam.

Kasus tipu tipu ini berawal, ketika Sri minta tolong pinjaman uang kepada Ati sebesar HK$50 ribu. Dia berjanji, akan menyicil pembayarannya setiap bulan.

“Ibunya di Indonesia sudah pinjam uang ke sana sini tapi tidak ada yang kasih,” tutur PMI yang saat ini bekerja di daerah Mei Foo ini, mengungkap alasan Sri.

Dari HK$50 ribu, sebanyak HK$20 ribu merupakan uang tabungan Ati. Karena masih kurang, Ati meminjamkan biodata dan dokumen pribadinya untuk digunakan Sri meminjam uang di finance company di Hong Kong, sebesar HK$30 ribu. Sri beralasan, biodata dan dokumen pribadinnya dipakai temannya.

Untuk pinjaman di finance company, atau biasa disebut bank oleh kalangan PMI, Sri sempat membayar cicilan sekali. Lalu kemudian dia menghilang.

Ati tidak tau keberadaan Sri sekarang. Dia pernah bertemu teman Sri, katanya Sri sudah bekerja di Macau. Sedangkan keterangan dari temannya yang lain, Sri dikabarkan sudah pulang ke Indonesia.

“Saya tidak tau mana yang benar,” kata Ati.

Ia pernah terpikir untuk melaporkan penipuan ini ke polisi. Namun akhirnya ia urungkan. “Saya ikhlasin aja. Sekarang saya pasrah saja. Apabila Allah masih mempertemukan saya dengan dia, pasti ketemu. Dan apabila dia mau bayar, pasti nyari saya. Begitu saja harapan saya,” kata Ati. [DDHKNews]

Exit mobile version