Kang Kun: Public Speaking Butuh Skill dan Wawasan

Public Speaking ialah salah satu skill atau keterampilan bagaimana tampil baik di depan umum dalam menyampaikan ide atau gagasanya saat menjadi panitia atau pemateri. Menjadi seorang public speaker yang baik harus mengusasi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Demikian dikemukakan trainer public speaking dari Yogyakarta, Triono Hari Kuncoro alias Kang Kun, dalam pelatihan public speaking yang diadakan Unit Pelaksana Ulil Albab Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) di Victoria Park, Ahad (29/1) lalu.

Ia menjelaskan, faktor internal adalah persiapan atau modal yang ada dalam diri sendiri, contohnya gestur, retorika, dan vokal. Faktor eksternal yaitu terkait audiens yang akan dihadapi, seperti kalangan anak-anak, remaja, ataukah kalangan orang dewasa. “Faktor eksternal juga berkaitan dengan tempat acara dan fasilitasnya,” katanya.

Bila acara itu ada di dalam gedung, imbuhnya, sangatlah membutuhkan sound sistem, infocus, dan fasilitas pendukung lainya. “Namun, bila acara di ruang terbuka, maka dibutuhkan skill tersendiri, the power is you, kekuatan itu ada pada dirimu sendiri,” jelasnya.

Menurut Kang Kun, menjadi seorang pembicara harus memiliki tiga komponen yang sangat penting, yaitu vokal (artikulasi dan retorika), ekspresi (mimik), dan gestur (gerakan anggota tubuh).

Menjadi seorang MC atau pembawa acara cenderung menggunakan suara asli dan kepandaianya dalam mengolah kata sehingga dapat menghidupkan suasana agar audiens tidak merasa bosan atau jenuh.

“Kunci utama menjadi publik speaker itu harus percaya diri dan banyak belajar,” pesannya kepada ratusan peserta (BMI Hong Kong). “Menjadi seorang pemateri juga harus paham dan tau apa yang akan ia sampaikan ke audiensnya. Jadi harus memahami atau menguasai topik pembicaraan yang sesuai dengan tema,” imbuhnya.

Tips lainnya, menurut Kang Kun, banyak-banyaklah membaca karena dengan membaca kita kaya diksi (pilihan kata). “Karena kemampuan seseorang berbicara itu sangat dipengaruhi oleh literatur,” pungkasnya. (Tati Tia Surati/ddhongkong.org).*

Exit mobile version