Imam Masjid Inggris Diminta Rangkul Kaum Muda

Para pemimpin Muslim menyeru para imam masjid di Inggris menjangkau kaum muda. Selama ini para imam di masjid-masjid Inggris dinilai mengabaikan generasi muda Muslim. “Mereka gagal merangkul anak-anak muda yang kadang-kadang harus masuk penjara,” kata Ibrahim Mogra, ketua masjid dan komite urusan masyarakat Dewan Muslim Inggris.

Seruan itu dikemukakan setelah publikasi laporan yang menunjukkan, jumlah kaum Muslim di penjara Inggris meningkat tajam selama 20 tahun terakhir. Mogra mengatakan kepada ENInews, dalam sebuah wawancara tanggal 11 Januari 2012, sebagian besar ulama Muslim dan pengurus masjid akhirnya menyadari, selama ini mereka hanya berceramah di masjid.

“Mereka sekarang merangkul kalangan pemuda,” katanya, “dan ini sangat baik mengingat masalah yang dihadapi kaum muda hari ini –broken home, kesulitan mendapatkan jodoh, terlibat obat-obatan, tidak adanya model peran laki-laki. Semua masalah itu memerlukan upaya terpadu. Saya yakin bahwa semakin banyak imam dan masjid akan bangkit dan bergabung dalam upaya itu. ”

Ahysham Ali, penasihat Muslim untuk Layanan Penjara Her Majesty, yang mengelola hampir semua penjara di Inggris dan Wales, mengatakan dalam sebuah berita di Times (10/1), populasi Muslim di belakang bar di Inggris telah meroket ke angka 10.600 tahun 2011 dari 1.957 tahun 1991.

Kaum Muslim mewakili 12,6 persen dari total penghuni penjara Inggris dan Wales. Ali menggambarkannya sebagai “tragedi”. Ia menyalahkan para imam yang sering direkrut dari negara-negara di Timur Tengah untuk bekerja di UK, tetapi banyak dari mereka hampir tidak bisa berbicara sepatah kata pun dalam bahasa Inggris, sehingga sulit berkomunikasi dengan anak-anak muda Muslim Inggris.

“Ini adalah tragedi,” kata Ali. “Saya telah melihat anak-anak, generasi muda, benar-benar jauh dari agama. Ini berbahaya. Hal ini memungkinkan orang lain untuk mengambil keuntungan, untuk mengisi kevakuman ruhani mereka.”

Mogra mengatakan kepada ENInews , ia setuju dengan Ali bahwa para imam terlalu mementingkan ibadah ritual, juga simbol-simbol seperti jenggot panjang, daripada menjadikan masjid lebih menarik bagi kalangan anak muda.

Namun ia mengatakan, kini sudah ada tanda-tanda menggembirakan. Ratusan imam dan masjid telah menyadari bahaya yang dihadapi oleh para pemuda dan telah memberikan solusi dan pengobatan terhadap mereka. Mereka sekarang peduli kepada kaum muda … Proyek-proyek tertentu telah didirikan di masjid, madrasah[sekolah Islam], dan pusat komunitas Muslim untuk mengatasi kejahatan dan obat-obatan. ” (Mel/Ekklesia.co.uk/ddhongkong.org).*

 

Exit mobile version