Hikmah Larangan Ihram

(Kajian berseri menuju Haji 2023)

DDHK.ORG – Segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Termasuk larangan ihram. Beberapa hikmah larangan ihram seperti tercantum dalam kitab Amal Al-Qulub fi Al-Hajji Wa Al-Umrah, Karya Syaikh ‘Abdullah Al-‘Anzi, di antaranya:

  1. Menumbuhkan Rasa Takut dari Allāh

Rasa takut merupakan amalan hati yang paling agung dan amalan yang paling bermanfaat bagi hati dan rasa takut ini wajib bagi setiap orang:

فلا تخافوهم وخافوني إن كنتم مؤمنين

Janganlah kalian takut kepada mereka, takutlah kepada-Ku jika kalian orang yang beriman(QS, Ali-‘Imran 175).

  1. Menumbuhkan Pengawasan Allāh dalam Jiwa

Pengawasan Allāh termasuk amalan hati, dan tatkala menetap dalam hati dan selalu ada di dalam hati akan menyampaikan kepada derajat IKHSAN, yang merupakan tingkatan agama yang paling tinggi.

Ihsan adalah: “Anda beribadah kepada Allāh seolah-olah anda melihat-Nya maka jika anda tidak melihat-Nya maka Allāh melihat anda”(HR, Bukhari 50 & Muslim 9).

Pengawasan Allāh ini akan membuahkan taqwa kepada Allāh dalam rahasia dan terang-terangan.

Maka di antara pengaruh taqwa kepada Allāh akan merasakan di antaranya adalah pengagungan terhadap yang dihormati di sisi Allāh, dan melaksanakan apa yang diwajibkan Allāh.

Kedekatan dari Allāh dengan sebab kegembiraan, kesenangan, ketumaninahan bersama Allāh.

Hal ini merupakan pengaruh yang sangat besar bagi seorang hamba tatkala selalu mentaati Allāh dan istiqomah di atas agamanya.

Ulama lain seperti Syeikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tasfri Al Munir menjelaskan, rahasia di balik adanya larangan tersebut agar para pelaksana haji mengingat bahwa ziarah ke Baitullah sesungguhnya ia pergi menuju Allah Ta’ala, sehingga ia melepaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan dan kemewahan-kemewahannya, meninggalkan simbol-simbol kebanggaan yang membedakannya dari orang lain, sehingga yang kaya dengan yang miskin sama, rakyat jelata serupa dengan penguasa, dan semua manusia dari segala tingkat mengenakan kostum seperti kostum orang mati(Juz 1, halaman 445).

Dari uraian Syaikh Wahbah Az-Zuhaili tersebut, terlihat bahwa hikmah utamanya dari larangan yang ada itu agar setiap orang yang berhaji menghilangkan sifat-sifat kesombongan yang melekat pada dirinya. Tidak ada beda kaya dan miskin, raja atau rakyat jelata, semuanya adalah hamba yang tingkatannya sama semua dihadapan Allah Ta’ala. Wallaahu a’lam.

Semoga Allah SWT memudahkan para calon jamaah haji dalam memahami setiap proses manasik haji dan umroh.  [DDHK News]

Exit mobile version