Hidup Saya Banyak Sekali Cobaannya

TANYA:

Assalamu’alaikum, Ustadz.

Pak saya mau tanya. Kenapa hidup saya banyak sekali cobaannya? Apakah karena banyaknya dosa yang sudah saya lakukan?

Mulai dari masalah keluarga, sampai saya menjadi single parent dengan dua anak dan suami yang sama sekali tidak bertanggung jawab, keadaan orang tua saya yang pernah bangkrut dan tidak punya apa-apa, sampai saya yang harus keluar negeri dengan harapan bisa membantu keluarga tapi malah banyak mendapatkan cobaan di negeri rantau.

Pada kontrak pertama, saya finish. Lalu ganti majikan, baru 10 bulan saya sudah memberikan notice untuk memutus kontrak kerja. Yang sekarang, baru berjalan 6 bulan, saya sudah tidak mampu bertahan lagi karena ternyata majikan ini lebih parah dari yang sebelumnya.

Saya mau cari majikan lagi tidak berani karena mungkin saja visa saya tidak akan keluar. Bertahan di sini, pikiran saya sudah tidak sanggup menjalaninya.

Saya takut stres juga. Saya tidak boleh libur, tidak boleh keluar rumah. Majikan selalu nyindir. Kalau saya telat sedikit saja, dia bilang, “Kamu sedang berdoa ke Tuhan Kamu?” sambil marah-marah.

Di majikan  ini, saya tidak bisa shalat. Mungkin hanya Isya saja yang bisa saya kerjakan. Bagaimana agar saya bisa menjalankan shalat lima waktu? Padahal, saat tanda tangan kontrak kerja, diizinkan shalat. Nyatanya, tidak boleh.

Bulan kemarin, anak saya jarinya putus karena jatuh dari sepeda. Sekarang, orang tua saya sakit, keluar darah saat meludah.

Saya merasa bersalah banget dengan anak saya. Sebelum anak saya jari tangannya putus, saya bermimpi. Saya dan anak saya dikejar ular. Ular itu mau memakan kami. Kami pun lari.

Di tengah jalan, kami terpisah. Ular itu mengejar anak saya. Dia gigit kaki anak saya, lalu ular itu saya bunuh dan potong jadi dua.

Beberapa minggu kemudian, tepat di Hari Ibu, 22 Desember 2020, saya mendapatkan kabar, jari tengah anak saya putus sebatas kuku. Saat ditanya, dia seperti bingung menjawabnya. Dia hanya bilang, Tidak sakit dan tidak ada luka lain di tangan dan badan. Cuma, tiba-tiba saja jarinya putus.

Kenapa begitu banyak cobaan yang harus saya hadapi? bagaimana caranya agar Allah bisa mengampuni hamba-Nya? Kadang, saya merasa tidak mampu menjalani hidup ini.

Terima kasih banyak atas nasihat dan solusinya.

Salam,

Fulanah

JAWAB:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Terkadang, manusia sering mengeluh. Ada yang bilang, “Allah tak adil, yang kaya makin kaya, yang miskin tetap saja miskin selamanya”. Kadang ada ungkapan lain, “kenapa saya yang harus diberi ujian terus?” Ungkapan ini sering dilontarkan sebagai bentuk kekesalan atas kekurangan yang ada pada diri manusia.

Perlu kita pahami:

Pertama, dunia ini adalah medan perjuangan seorang mukmin/mukminah untuk menjadi sebaik-baik hamba. Allah Ta’ala berfirman:

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 1-2)

Kedua, manusia akan naik pangkat dan derajatnya di hadapan Allah bila mereka kuat dalam menghadapi segala ujian dan cobaan dalam kehidupan ini. Ali bin Abi Thalib pernah berkata:

الله يختبر عباده بأنواع الشدائد ، ويتعبدهم بأنواع المجاهد ، ويبتليهم بضروب المكاره إخراجاً للتكبر من قلوبهم ، وإسكاناً للتذلل في نفوسهم . وليجعل ذلك أبواباً فتحاً إلى فضله ، وأسباباً ذللاً لعفوه

“Allah akan menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam ujian berat,  mencatat segala usaha sebagai bentuk ibadah, dan mengujinya dengan berbagai macam cobaan. Tujuannya adalah agar manusia tak memiliki hati yang sombong, selalu rendah hati, serta sebagai kunci mendapatkankan anugerah dan membuka pintu pengampunan-Nya.

Oleh karenanya, kita harus berbaik sangka kepada Allah, bertaubat dan minta ampun, bersabar, dan tentunya tidak meninggalkan kewajiban kita kepada Allah seperti shalat lima waktu.

Insyaallah, setiap kesulitan ada jalan kemudahan. Tidak ada satupun setiap manusia yang Allah hadirkan di muka bumi ini tanpa ujian. Dan semoga Allah jadikan ujian setiap hamba untuk lebih mengingat-Nya.

Nah, untuk shalat lima waktu, lakukan sebisa mungkin, karena shalat adalah kewajiban kita dan hak Allah. Kita harus ingat, semua yang kita dapatkan, termasuk penghasilan dan gaji di Hong Kong, adalah rizki dari Allah.

Wallâhu a’lam bish-showâb.

Salam!

Dijawab oleh: Ustadz H. Ahmad Fauzi Qosim.

#SahabatMigran ingin berkonsultasi seputar masalah agama Islam dan persoalan kehidupan? Yuk, sampaikan pertanyaannya melalui pesan WhatsApp ke nomor +852 52982419. [DDHK News]

Exit mobile version