Hamas dan Fatah Hampir Capai Kesepakatan

Dua kelompok pejuang Palestina yang bersaing, Hamas dan Fatah mengumumkan sebuah perjanjian untuk berbagi kekuasaan. VOA News mengabarkan, keduanya juga bersepakat untuk mengakhiri perpecahan di antara mereka dan akan mengadakan lebih banyak pembicaraan sebelum menandatangani perjanjian final yang dimediasi Mesir bulan depan.

Sabtu (25/9) kemarin kedua pihak mengeluarkan deklarasi bersama, menyusul pembicaraan yang berlangsung hingga larut malam antara pemimpin Hamas di pengasingan, Khaled Mashaal, dan pemimpin senior Fatah Azzam al-Ahmad di Damaskus, ibukota Suriah.

Pernyataan itu mengatakan kedua pihak mencapai suatu pemahaman tentang sejumlah besar perbedaaan pendapat di antara mereka, namun hanya memberi sedikit rincian.

Pejabat Hamas, Izzat Rashaq, mengatakan, pertemuan berikut akan berlangsung pada minggu pertama bulan Oktober. Kedua kelompok itu akan menyusun rencana untuk menandatangani perjanjian itu di Kairo, sekaligus membuka jalan bagi pemilihan baru di Palestina.

Rekonsiliasi antara kedua faksi itu dinilai penting selama minggu pertama Oktober karena Presiden Palestina Mahmud Abbas memerlukan sikap yang bulat untuk mendukung pembicaraan yang baru dibuka kembali dengan Israel.

Harakah Muqawwamah Al-Islamiyah (Hamas) atau Gerakan Perlawanan Islam sejauh ini menolak berdamai dengan Israel. Kelompok ini lebih memilih berperang melawan Zionis Israel ketimbang kompromi. Sebaliknya, Fatah yang merupakan faksi utama PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) bersikap lebih “lunak” dan mau berdamai dengan Yahudi.

Hamas –menguasasi Gaza– berideologi Islam sedangkan Fatah –menguasai Tepi Barat– berhaluan nasionalis-sekuler. Kedua kelompok pejuang Palestina ini kerap terlibat bentrokan bersenjata yang hanya menguntungkan Israel dan melemahkan bangsa Palestina sendiri.

Dari Mesir diberitakan, pemerintah Husni Mubarak telah membebaskan seorang pejabat penting keamanan Hamas setelah menahannya selama 10 hari. Mengutip media Kairo, Antara mengabarkan pejabat Hamas itu didakwa terlibat dalam penyelundupan senjata ke Jalur Gaza dan pembunuhan seorang penjaga perbatasan Mesir.

Pihak Hamas mengatakan, Mohammed Dababesh yang dibebaskan Jumat itu telah kembali ke Palestina. “Pembebasan itu terjadi sebagai hasil dari kontak antara Hamas dan pemimpin Mesir. Itu juga bukti bahwa tuduhan yang dilaporkan itu palsu dan tidak benar,” kata jurubicara Hamas, Sami Abu Zuhri. (Mel/ddhongong.org).*

Exit mobile version