Gadis Berjilbab Wakil Kaum Muda Belanda di PBB

Seorang gadis remaja berjilbab, Elsa van de Loo, terpilih untuk mewakili Belanda di forum muda PBB.

Elsa bertolak ke New York, Amerika Serikat, pada 2 Oktober. Beberapa hari kemudian ia akan berpidato di depan Majelis Umum PBB atas nama Belanda. Ia akan mendesak perhatian pemimpin dunia perlunya air sebagai hak asasi setiap orang.

Situs Radio Nederland Worldwide (29/9) mengabarkan, penampilan Elsa langsung menarik perhatian karena ia mengenakan jilbab. Ia memeluk Islam dua tahun lalu.

Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Amsterdam itu tidak kesulitan hidup sebagai Muslimah di Belanda. Ia sama sekali tidak merasa perbedaan perlakuan dari sesama kaum muda.

“Dalam kehidupan bermasyarakat, di luar politik sebenarnya kaum muda sangat-sangat toleran. Bahkan terbuka dan mereka bisa menghormati pilihan individu,” ungkap Elsa mengenai pengalamannya hidup di kota besar Haarlem dan kuliah di Amsterdam.

“Mungkin tanggapannya akan sedikit berbeda kalau saya tinggal di pedesaan. Tapi pengalaman saja sejauh ini baik-baik saja.”

Gadis 22 tahun itu merasa Belanda sebagai negeri Multi Kultural, dihuni penduduk berbagai latar belakang budaya dan agama, sehingga memunculkan kaum muda yang sangat toleran terhadap kaum muslim.


Dukungan Luas

Elsa mencontohkan kesuksesannya memenangkan kontes pemilihan wakil forum muda PBB. “Kontes itu ditentukan oleh perolehan suara. Dan saya mendapat dukungan paling banyak  dari kaum muda Belanda. Padahal saya satu-satunya yang pake jilbab,” katanya.

Gadis blasteran Belanda-Republik Dominika itu menilai, agama jangan sampai menjadi penghalang dalam memperjuangkan sebuah visi ‘hak-hak asasi manusia.’ “Mungkin tidak semua orang nyaman dengan penampilan saya, tapi saya mewakili semua kaum muda Belanda.”

Ia menekankan pentingnya air.  “Satu milyar penduduk bumi tidak punya akses air bersih. Akibatnya banyak kematian bayi.” Menurut Elsa, masalah air harus diperhatikan secara serius. Penggunaan air merupakan tanggungjawab semua orang, pemerintah dan juga PBB. “Karena kalau tidak diurus dengan baik maka air menjadi sumber konflik.”

Film Elsa ketika sedang berpidato simultan untuk PBB dari Comedy Cafe di Amsterdam, 6 Oktober 2009. Menurut Elsa, pidato ini disambut antusias Pangeran penerus tahta Belanda, Willem Alexander dan para penasihat masalah air.

Geert Wilders
Kalau bertemu dengan Geert Wilders pemimpin PVV, gadis berjilbab ini ingin mendesak agar program Kerjasama Pembangunan tidak dihentikan. Selain itu dia juga cemas Wilders akan memangkas subsidi sektor Budaya dan Seni Belanda.

Ditanya soal rencana PVV yang ingin menerapkan Pajak Jilbab, Elsa van de Loo akan menolak membayarnya. Karena menurutnya semua orang berhak menjalankan ibadah agamanya. “Setiap orang bebas mengungkapkan agamanya, selama itu tidak mengganggu orang lain. Jilbab, tidak mengganggu orang lain,” katanya dikutip RNW.

Sebagai orang Belanda totok Elsa tidak setuju kalau ada pajak Jilbab. “Gagasan itu hanya wacana untuk mendapatkan publikasi saja, secara praktek tidak mungkin bisa diterapkan.” (Mel/RNW/ddhongkong.org).*

Exit mobile version