Festival Film Gay ‘Ternakkan’ Kelainan Seksual

Mantan Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi,  menyatakan gay dan lesbi menularkan kelainan seksual yang diternakkan by design. Ia mengemukakan hal itu ketika mengomentari penyelenggaraan Festival Film Gay di Jakarta yang memutar film lesbian, gay, biseksual, dan transgender, pada 24 September hingga 3 Oktober 2010.

“Homoseksual atau lesbi itu harus dinormalisasi, bukan di festivalkan,” kata Hasyim, Kamis (30/9), seperti dikutip voa-islam. “Kalau difestivalkan artinya diternakkan by design dan seharusnya polisi tidak memberi izin.”

Menurut ulama yang juga Sekjen International Conference Islamic Scholars (ICIS) itu, masalah gay dan lesbian yang dipertentangkan sekarang hendaknya ditempatkan pada proporsinya. Gay dan lesbian pada dasarnya adalah kelainan orientasi seksual yang kemudian mempengaruhi sikap kejiwaan.

“Perilaku homo dan lesbian dilarang semua agama. Tidak ada agama apa pun di dunia yang memperkenankannya. Kalau di banyak negara yang memasukkan hak homo atau lesbi di aturan perundangan itu samasekali bukan justifikasi agama, tapi dari sekulerisasi negara,” papar Hasyim.

Menurutnya, para pemuka agama-agama itu juga berperan dalam mengurangi penyebaran pengaruh gay dan lesbian. “Banyak sekali panti-panti agama, seperti katolik, ortodox, dan anglikan yang melakukan terapi psikologis dan fisiologis ketika ada gejala semenjak anak-anak akhirnya menjadi normal kembali sekalipum tidak maksimal,” katanya.

Meski mendapat protes keras dan ancaman pembakaran dari Front Pembela Islam (FPI), panitia acara festival film Q bergeming dan tetap akan melanjutkan kegiatan sesuai jadwal.

Dalam situs Goethe Institute, tidak ada rilis pembatalan acara. meski sempat ada beberapa pembatalan pemutaran jadwal pemutaran perdana. Secara umum kegiatan festival film Q tetap berlangsung.

Pihak penyelenggara festival film Q bahkan berjanji film-film akan tetap diputar di Goethe Institute. Dalam akun twitter resminya @QfilmFestival diposting, “Oke, film screening di Goethe u/ hari ini akan tetap dijalankan sesuai jadwal!! Dan acara2 lainnya pun dsini tetap diadakan…“

Selain FPI, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) juga menggelar aksi protes damai di depan Goethe Haus, tempat pagelaran Q! Film Festival digelar Rabu (29/9) sore.

Massa SALAM UI melakukan orasi menolak pagelaran film yang bertemakan gay dan lesbi tersebut. Dalam orasinya, mereka menilai film gay itu dapat merusak moral bangsa dan generasi muda.

“Kami sebagai mahasiswa menentang dan menolak keras film-film yang berbau tentang gay dan lesbi merajalela di negeri ini,” terang salah satu kordinator lapangan demo SALAM UI, saat berorasi di depan Goethe Haus, Jl. Sam Ratulangi, Menteng, Jakarta Pusat.*

Exit mobile version