Dirikan Yacipta, Pak Chandra Edukasi Pekerja Migran Indonesia Melek Wirausaha

DDHK.ORG — Wahyudi Chandra, pemilik usaha kirim uang di Hong Kong, Chandra Remittance, mendirikan lembaga sosial yang diberi nama Yayasan Cipta Kasih Damai Sejahtera (YACIPTA). Pendirian yayasan berorientasi non-profit ini sebagai ungkapan syukur pria yang biasa disapa “Pak Chandra” ini kepada Tuhan karena bisnisnya nyaris tidak terdampak Covid-19 yang sedang mewabah.

“Saya ingin hidup saya lebih bermanfaat bagi banyak orang, tidak melulu mencari duit. Saya ingin berbagi; berbagi pengalaman dan motivasi, serta bisa membantu memberikan inspirasi dan solusi, berdasaran pengalaman hidup saya,” kata Pak Chandra saat dihubungi ddhk.org, Ahad (3/1/2021).

Berbagai upaya konkret dilakukan Pak Chandra dalam berbagi kepada para pekerja migran Indonesia di Hong Kong. Diantaranya, mengalokasikan dana senilai Rp500 juta dalam setahun untuk program undian berhadiah di Chandra Remittance. Program undian ini sendiri menyediakan hadiah mulai dari ponsel, kulkas, televisi, sepeda motor, hingga rumah.

Selain itu, Pak Chandra sekarang sering berkeliling komunitas-komunitas pekerja migran Indonesia di berbagai lokasi di Hong Kong. Di tengah-tengah mereka, pria yang sebelum menjadi pengusaha sukses ini pernah berstatus sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) memberikan motivasi dan konsultasi wirausaha.

“Saya punya cita-cita, 10 tahun mendatang, TKI di Hong Kong sudah sepi. Harapan saya, kawan-kawan di Hong Kong bisa pulang dan mengolah potensi yang ada di kampung halaman, dengan cara berkolaborasi dalam usaha. Dan saya, dengan pengalaman bisnis lebih dari 25 tahun, siap memfasilitas mereka,” ujarnya.

Sebagai bukti keseriusan, Juni 2020 Pak Chandra bahkan membuat grup WhatsApp “AKU HARUS JADI BOS” yang diikuti oleh banyak pekerja migran Indonesia di Hong Kong. “Di grup itu saya kasih mereka motivasi, pengalaman hidup dan bisnis, serta renungan saya,” ujar ayah tiga anak ini.

Berulang Tahun 6 Januar

YACIPTA didirkan oleh Pak Chandra pada 6 Januari 2020. Tanggalnya, bertepatan dengan tanggal kelahiran istri tercinta, Bekti Dwi Wahyuni.

“Visi-misinya, dulu saya pernah mengalami hidup miskin. Saya ingin berbagi pengalaman, supaya kita bisa mengubah nasib, bukan mengeluhkan dan menyalahi nasib. Sesuai keyakinan saya, tiap orang harus bisa menjadi berkat, tidak melulu meminta berkat,” kata Pak Chandra.

Pendirian YACIPTA sendiri tak lepas dari kehendak Pak Chandra untuk berbagi. Setahun sebelum didirikan yayasan ini, dia mengaku banyak menyumbang. “Tapi menurut saya kurang efektif dan kemampuan saya ada batasnya. Mending, saya kasih motivasi dan mendorong mereka mandiri, bisa cari duit sendiri. Karena saya yakin, kita terlahir tidak untuk menjadi pengemis,” ujar pria yang memulai bisnis di Hong Kong sejak 1997 ini.

Pak Chandra berencana, YACIPTA akan menjadi wadah bagi dirinya untuk berbagi, memberikan edukasi wirausaha, dan memberikan pelatihan ketrampilan.

Ingin Sukses, Pekerja Migran Indonesia Harus Dagang

Saat ditanya, apa syarat agar pekerja migran Indonesia di Hong Kong bisa sukses dalam wirausaha dan mandiri dalam mencari uang sendiri tanpa lagi merantau di luar negeri, dia menjawab, “harus berbisnis dan berdagang.”

“Caranya sederhana. Belajarlah. Semuanya perlu proses. Banyak yang punya modal tapi tak bisa dagang. Apalagi tak punya modal. Kita harus pandai membaca lokasi, lingkungan, dan kebutuhan masyarakat,” kata pria yang mengaku sempat berjualan di jembatan Victoria Park selama 13 tahun sebelum memulai bisnis. [DDHK News]

Exit mobile version