Muhammad Shaikh yang mantan penganut Hindu ini mengatakan, ketika masih beragama Hindu, ia mencintai Al-Quran, tetapi harus membacanya diam-diam pada awalnya karena ada risiko kesalahpahaman jika ada Muslim yang melihatnya.
“Saya selalu mencintai Islam,” tegasnya. “Saya membaca Al-Quran dan menyadari 360 patung dewa tidak ada gunanya bagi saya.”
Ia juga mengamati puasa Ramadhan kaum Muslim dan belajar Al-Qur’an dan Hadist dari seorang guru, Muhammad Sain Jagsi.
Setelah masuk Islam, ia menjadi da’i atau juru dakwah (penceramah) dan berkeinginan orang-orang pun masuk Islam. Ia sekarang memimpin lembaga yang menangani orang-orang yang hendak masuk Islam, Masjid Jamia “Allah Wali”, dan Madrasah Aisha Ta’lim-ul Qur’an.
Ia mendirikan sebuah masjid kecil di kompleks perumahannya bersama sejumlah kamar tempat anak-anak belajar shalat dan Al Qur’an.
Meskipun sudah mengislamkan 108.000 orang, Muhammad Shaikh berkata amalnya masih belum lengkap, karena ia ingin semua orang menjadi Muslim. (Mel/Express Tribune/Newkerala.com/ddhongkong.org).*