Cung Jau Cik, Festival Pertengahan Musim Gugur

Menyimak kegembiraan masyarakat Hong Kong yang sedang merayakan Cung Jau Cik atau Festival Pertengahan Musim Gugur (Mid Autum Festival) 2010, sebuah pesta kreativitas, betapa mereka menghormati dongeng nenek moyang, dan mengubahnya menjadi spirit dalam realita kehidupan.

Negeri ini bisa kaya karena spirit yang bersinar terang dan kreativitas yang tak kenal bosan.

Cung Jau Cik salah satu dari sekian banyak perayaan di Hong Kong atau China pada umumnya. Jatuh pada tiap tanggal 15, Kalender Imlek, pada saat bulan purnama tampak paling besar dari setahun peredarannya. Tahun ini, bertepatan pada tanggal 22 September 2010.

Ritual dan macam-macam tradisi sudah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya. Mereka yang punya kreativitas berlomba menampilkan kreasi terbarunya, sedang mereka yang punya uang mengapresiasi dengan membelinya.

Seperti perayaan tradisional lainnya, Cung Jau Cik juga tak lepas dari makanan khas. Saling mengunjungi dan saling memberi keranjang bingkisan berupa aneka buah berbentuk bulat mendampingi yu peng (kue bulan) adalah  tradisi utama dalam perayaan ini, selain membuat warna -warni  lampu lampion.

Yu peng yang orisinal menurut sejarahnya, terbuat dari bahan tepung untuk kulit pastry-nya, pasta biji teratai, dan kuning telur bebek. Dalam perkembangannya, hingga kini ada ratusan jenis variasi kue bulan dengan bahan macam-macam pula. Seperti kacang-kacangan, buah-buahan, bahkan ada yang dibuat dengan bahan ice cream. Meskipun begitu, bentuk penampilan dasarnya tetap dipertahankan, terdiri dari dua bagian; kulit dan isi.

Harga kue bulan variatif, menurut jenis dan kualitas bahan, tingkat kesulitan teknik pembuatan, juga kemasannya. Kaum pebisnis makanan Hongkong memang selalu inovatif dalam kreasi kemasan/ bungkus, untuk meningkatkan minat beli para pelanggan mereka. Utamanya, produk-produk gift (hantaran/pemberian/cendera mata).

Tidak kalah menariknya, adalah festival lampu lampion/lentera yang digelar selama Cung Jau Cik. Menurut catatan sejarah, kreasi lampion sudah dimulai orang China sejak abad ke-5, berkembang pesat dan diperlombakan sejak Dinasty Song pada abad ke -14.

Daya kreasi yang tinggi khas orang China melahirkan ribuan bentuk lampion baru, dengan tak lepas dari sentuhan artistik dan symbol filosofisnya. Pada dasarnya, ada tiga jenis lampion dirunut dari sejarahnya.

Yaitu, lentera ikonik (iconic lantern), lentera bayangan atau lentera putar (merry go round), dan lentera sungai (river lantern).

Lentera ikon adalah yang paling popular, berbentuk macam-macam hewan, bunga, buah, atau bentuk menarik macam-macam benda. Lentera bayang adalah pelita berselubung kertas atau kain transparan berporos dengan lukisan tokoh legenda, pahlawan, atau dewa-dewi. Dikenal sejak abad ke-7 (Dinasti Tang).

Sedang lentera sungai yang berasal dari budaya masyarakat Propinsi Jiangsu sejak abad ke-12 (Dinasti Song) adalah lentera khusus persembahan buat para roh leluhur. Berbentuk kembang teratai, atau perahu dengan lilin di tengahnya, lalu dilarung di atas sungai, laut atau danau.

Saya selalu ingin menyempatkan berkunjung ke beberapa tempat digelarnya festival lampion. Tapi kali ini hanya sempat mengunjungi Victoria Park dan Star Ferry. Di Victoria Park; seperti biasanya, selain aneka bentuk indah lampion, digelar pula panggung menampilkan opera klasik Canton. Khusus tontonan opera klasik, penonton selalu membludak, rata-rata kaum manula dan para fotografer.

Di Star Ferry (Tsim Sha Tsui), gelaran kali ini bertema Memory Rhapsody Hongkong, menampilkan kenangan Hongkong di tahun sekitar 1950-an.  Seperti ricksaw (becak tarik), termos air, model kran air, penjual sayuran, hingga kedai mie Hongkong tempoe doeloe. Bagi masyarakat Hongkong yang saat ini terbiasa bersentuhan dengan gaya hidup modern, tentu ini sangat menarik.

Masih bagian Cung Jau Cik, ritual Tari Naga digelar sepanjang malam selama tiga hari berturut-turut menjelang purnama. Tapi ini hanya ada di satu tempat, yakni di Tai Hang, Causeway Bay (belakang Library Centre). Naga sepanjang 67 meter, terbuat dari sekitar 72.000 batang ratus menyala, diarak oleh 300 orang penari khusus, menuju kuil Tin Hau. Ritual ini dimitoskan sebagai ritual menolak kala (bencana yang dibawa oleh roh-roh jahat/ pageblug).

Ingin melebur lebih dalam di Perayaan Cung Jau Cik ? Jadwalkan kunjungan  Anda tahun depan, sekitar bulan Oktober, atau search di Google-Hongkong Mid Autum 2011 lebih dulu. Cung Jau Cik Fai Lok, Happy Mid Autum..!! (Laporan: Susie Utomo/Hong Kong).*

Exit mobile version