Bahan Pangan Masih Sulit Didapat di Lokasi Gempa Sulbar

DDHK.ORG — Sebagian besar pengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing, sebagian lain mengamankan diri keluar daerah. Sinyal komunikasi sudah berjalan kembali dengan baik. Ketersediaan alat transportasi darat untuk kebutuhan distribusi logistik masih kurang maksimal. Penerangan listrik sebagian besar sudah hidup kembali.

Demikian kondisi terkini di lokasi gempa Sulawesi Barat (Sulbar) per hari Jumat (21/1/2021), sebagaimana tertuang dalam laporan Respon Gempa Sulbar yang disampaikan Disaster Management center (DMC) Dompet Dhuafa, Sabtu (22/1/2021). “Ketersediaan bahan pangan masih sulit, kegiatan ekonomi seperti warung makan dan lainnya masih tutup,” demikian laporan tersebut.

Seperti diketahui, gempa yang mengguncang Sulbar di Majene berkekuatan Magnitudo 6,2 pada dini hari tanggal 15 Januari 2021 dan Magnitudo 5,9 pada hari hari sebelumnya. Provinsi itupun menetapkan status Tanggap Darurat untuk periode 15-28 Januari 2021.

Berdasarkan data dari Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana gempa menelan korban 91 jiwa meninggal dunia, 3 jiwa masih hilang, 1.172 jiwa luka-luka, dan 9.910 jiwa mengungsi. Gempa juga berdampak pada 5 titik jalan putus (namun kini sudah bisa dilalui kembali), jaringan listrik padam, dan jaringan seluler putus.

Di Kabupaten Mamuju, gempa merusak Hotel Maleo, Kantor Gubernur Sulbar, rumah warga, RS Mitra Manakarra, 1 unit minimarket, jembatan Kuning di Takandeang (Tapalang), pelabuhan, dan RSUD. Sedangkan di Kabupaten Majene, gempa merusak 1.150 unit rumah, 1 unit Puskesmas di Ulumanda, 1 Kantor Danramil di Malunda, 8 unit masjid, dan 15 unit sekolah.

“Kebutuhan mendesak meliputi susu formula, makanan, masker dan handsanitizer, water sanitasi, layanan kesehatan, tenda, serta terpal,” tulis laporan DMC Dompet Dhuafa.

Sebagai respon bencana gempa di Sulbar, Dompet Dhuafa membuka pos di Majene dan Mamuju. Di Majene, pos berlokasi di Dusun Sulai, Desa Sulai, Kecamatan Ulumanda. Sedangkan di Mamuju, pos berlokasi di MAN 1 Mamuju, Jl. Soekarno-Hatta. Dompet Dhuafa juga membuka Pos Logistik di Mamuju, yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta No.27, Kecamatan Sombori.

DMC Dompet Dhuafa menerjunkan 39 personil, 1 mobil ambulans, 3 mobil operasional, dan 4 motor operasional ke lokasi bencana.

Pada tanggal 21 Januari 2021, DMC Dompet Dhuafa melakukan beberapa aksi di wilayah Majene. Pertama, asessment dan koordinasi. Assesment dilakukan di Desa Lombang yang terdiri dari dusun Marasile, Lombang, Takapa Barat, Takapa, Tasukke, Beroangin, dan Buttutala, dengan jumlah 264 KK dan 989 jiwa. Assesment juga dilakukan di Desa Lombang Timur yang terdiri dari dusun Ulu Lombang, Panapo, Salutakkaan, Kampung Baru, Sepang, Passorangan, Tannisero, dan Pebulahanga, dengan 295 KK dan 1.050 jiwa. Assessment lain dilakukan di Desa Salutambung, Kecamatan Ulumanda, dengan fokus di Dusun Tatebajo dengan 35 KK dan Dusun Campalagian dengan 29 KK.

Kedua, layanan Pos Hangat. Layanan diberikan di dua lokasi di Dusun Sulai, Desa Sulai, Kecamatan  Ulumanda. Satu di dekat kantor desa, satunya lagi di dekat jalan poros.

Ketiga, layanan Dapur Umum. “Tim Dapur Umum bersama Tim Pos Hangat melakukan instalasi air bersih ke dapur umum untuk keperluan masak dan cuci piring,” tulis laporan DMC.

Keempat, penyaluran logistik. Tim menyalurkan 4 selimut di Desai Sulai dan 5 terpal tenda di Desa Salutambung, Kecamatan Ulumanda.

Sedangkan aksi DMC DD di wilayah Mamuju meliputi, pertama, asessment. Assesement dilakukan di lokasi pengungsian Masjid Baitul Ikhsan (Jl. M. Husni Tamrin No.8) dan di lokasi pengungsian Simbuang.

Kedua, distribusi logistik. Tim mendistribusikan 10 helai terpal di pengungsian Dusun Pangunboang, Desa Tadui, Kecamatan Mamuju.

Ketiga, layanan kesehatan di Dusun Pangunboang, Desa Tadui, dengan jumlah pasien sebanyak 67 orang. Juga, pemeriksaan kesehatan dan pemberian vitamin untuk para relawan Dompet Dhuafa. [DDHK News]

Exit mobile version