Al-Shabab Somalia Larang Pria-Wanita Bersalaman

DDHK News — Kelompok Al-Shabab Somalia melarang kaum pria dan wanita bukan muhrim bersalaman, ngobrol, atau berjalan bersama di depan umum. Mereka yang melanggar aturan itu bisa dipenjara, dicambuk, atau bahkan dieksekusi.

Kelompok yang tengah berjuang merebut kekuasaan di Somalia itu juga telah melarang kaum wanita bekerja di depan umum, termasuk menjual teh atau sayuran di pasar.

“Ini adalah aturan mengerikan. Saya merasa seperti berada dalam tahanan… Saya sudah mulai mengabaikan salam dari perempuan untuk menghindari hukuman,” kata Hussein Ali, warga kota Jowhar, Somalia selatan.

Dekrit serupa diberlakukan di kota Elasha.

Kelompok bersenjata mencari bus guna merazia wanita berpakaian tidak benar atau bepergian sendirian. Seorang mahasiswa, Hamdi Osman, di Elasha, mengaku pernah dipukuli karena mengenakan pakaian tradisional Somalia, bukan jubah panjang hitam tak berbentuk yang lebih disukai oleh kelompok Sl-Shabab.

Desakan kelompok Islamis agar perempuan mengenakan jubah panjang memaksa banyak perempuan tinggal di rumah karena tidak mampu membeli pakaian baru.

Al-Shabab menguasai sebagian besar Somalia selatan dan tengah. Mereka terus mencoba untuk menggulingkan pemerintah yang didukung PBB.

Analis percaya, banyak warga Somalia tidak mendukung Al-Shabab karena kerap memberikan hukuman yang keras, berbagai pembatasan, dan sering menculik anak-anak untuk digunakan sebagai pejuang.

Di Jowhar, Al-Shabab mewajibkan kaum pria memelihara janggut, mencukur kumis, serta melarang hiburan (bioskop, musik).

“Terakhir kali saya mendengarkan lagu atau musik, dua tahun yang lalu, sebelum mereka menguasa desa saya,” kata Bile Hassan.  (Mel/ CTVNews).*

Exit mobile version