Aksi Peduli Erwiana: Ribuan Demonstran Datangi Central Government Hong Kong

DDHK News, Hong Kong –  Sekitar 4-5 ribu demonstran mendatangi Central Government Offices Hong Kong, Minggu (19/1), guna menunjukkan kepeduliannya pada kasus Erwiana, BMI Hong Kong yang disiksa majikan.

Massa tidak hanya warga negara Indonesia dan buruh migran di Hong Kong, LSM, NGO, aktivis, namun juga penduduk Hong Kong serta masyarakat International yang simpati atas kasus Erwiana.

Massa bergerak dari kantor kepolisian Wanchai menuju kantor pusat pemerintahan Hong Kong. Orasi di depan kantor pusat pemerintahan Hong Kong dilakukan secara bergantian oleh perwakilan-perwakilan organisasi.

Dari jurubicara Komite Keadilan untuk Erwiana dan Semua Pekerja Migran Rumah Tangga, Sring Atin, mendesak pemerintah Hong Kong untuk melakukan reformasi atas kebijakan tentang pekerja rumah tangga migran di Hong Kong.

“Kami menghendaki keadilan dan kami ingin keadilan itu sekarang juga,” teriak Sring Atin di depan ribuan massa yang memadati halaman kantor pemerintahan pusat Hong Kong. Seruan tersebut langsung disambut yel yel peserta aksi demo, “ Justice for Erwiana….Justice for Erwiana…Justice for Erwiana, Prosecute the employer…”

Eni Lestari, perwakilan dari organisasi-organisasi BMI yang hadir pada aksi demo, dalam orasinya menyeru kepada pemerintah Hong Kong untuk bertanggung jawab atas penganiayaan terhadap Erwiana. Ia menuntut empat hal kepada pemerintah Hong Kong, yaitu stop overcharging (hentikan biaya tingginya ejensi), abolish two-week rule (hapuskan aturan dua minggu), make live out an option (jadikan tinggal di luar rumah majikan sebagai pilihan), dan againts racism (menentang praktik pendiskriminasian secara sosial terhadap buruh migran).

Petisi buruh migran disampaikan Sring Atin kepada perwakilan pemerintah Hong Kong dan ditandatangani saat itu juga oleh yang bersangkutan.

Dari perwakilan Amnesty International, dalam orasinya ia mendukung aksi kepedulian keadilan untuk Erwiana. Ia berharap agar pemerintah Hong Kong menindak lanjuti kasus Erwiana, respect terhadap hak-hak pekerja penata laksana rumah tangga dan tidak ada lagi korban-korban setelah Kartika dan Erwiana. (Ida/localhost/project/personal/ddhongkong.org/ddhongkong.org).*

Exit mobile version