Adab Berwudlu

DDHK.ORG — Apabila engkau selesai dari istinjak maka janganlah engkau meninggalkan bersiwak. Karena “Bersiwak itu menyucikan mulut dan menyebabkan keridhaan Tuhan dan dibenci setan.” (Hadits riwayat An-Nasai dan Ibnu Majah dari Aisyah R.A)

Dan lagi, di antara kelebihan siwak itu adalah “Sekali sembahyang dengan bersiwak afdal daripada tujuh puluh kali sembahyang tanpa bersiwak.” (Hadits riwayat Ahmad dan Al-Bazzar dari Aisyah R.A)

Dan diriwayatkan daripada Abu Hurairah R.A, Rasulullah S.A.W. bersabda: “Jikalau aku tidak menyusahkan atas umatku, pasti aku wajibkan mereka bersiwak pada setiap kali sembahyang.” (Hadis riwayat Bukhari daripada Abu Hurairah R.A)

Dan sabda baginda lagi, “Aku selalu diperintahkan bersiwak (Allah selalu memerintahkan aku bersiwak) sehingga aku bimbang siwak itu akan diwajibkan atasku.” (Hadis riwayat Ahmad daripada Wasilah bin Al Asqa’ R.A)

Kemudian hendaklah engkau duduk menghadap kiblat di atas tempat yang sedikit tinggi supaya engkau tidak terkena percikan air dan baca doa:

Artinya: “Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani. Ya Allah! aku berlindung dengan-Mu dari gangguan setan dan aku berlindung dengan-Mu dari kehadiran mereka di sisiku.”

Kemudian basuhlah kedua tanganmu tiga kali sebelum engkau memasukkannya ke dalam bejana dan baca olehmu doa:

Artinya: “Ya Allah! aku meminta akan Engkau akan tuah dan berkat, dan aku berlindung dengan-Mu dari sial dan kebinasaan.”

Kemudian hendaklah engkau berniat untuk menghilangkan hadas atau engkau berniat “Istibahatus shalah” (artinya: Membuat sesuatu yang membolehkan sembahyang)

dan hendaklah niatmu itu tidak hilang sebelum engkau membasuh muka, supaya sah wudlumu.

Kemudian ambil air satu cidukan dan berkumur-kumurlah engkau dengannya tiga kali. Bersungguh-sungguhlah engkau memutarkan air itu (di dalam mulut) sehingga sampai ke ujung halkum (bahagian atas kerongkong), kecuali jika engkau puasa maka engkau perlahankan berkumur-kumur itu.

Dan baca ketika itu doa:

Artinya: “Ya Allah! Permudahkan aku untuk membaca kitab-Mu (Al-Quran) dan untuk memperbanyak berzikir kepada-Mu dan kukuhkanlah aku dengan perkataan yang kukuh (La Ilaha illallah) di dunia dan di akhirat (maksudnya jadikanlah hidup dan matiku di dalam keadaan beriman).”

Kemudian ambil satu ciduk air lagi untuk engkau masukkan ke dalam hidungmu, maka hendaklah engkau beristinsyak (memasukkan air ke hidung) tiga kali dan baca doa:

Artinya: “Ya Allah! Ciumkanlah hidungku ini bau wangi surga, sedangkan Engkau ridha padaku.”

Dan ketika engkau menghembuskan air dari hidungmu hendaklah engkau baca doa:

Artinya: “Ya Allah! Aku berlindung dengan-Mu dari bau busuk api neraka dan dari kejahatan tempat kediamanku.”

Kemudian ambil lagi satu ciduk air untuk engkau membasuh muka. Maka basuhlah mukamu mulai dari tempat yang datar, dari dahi sampai ke ujung dagu. Ini dari segi panjang dan lebarnya ialah jarak antara kedua telinga.

Dan sampaikanlah air itu ke tempat ‘Tahzif’, yaitu tempat yang ada di antara bagian atas telinga sampai ke tepi pelipis, yakni tempat yang ada di tepi dahi. Sampaikanlah

ketika membasuh muka itu ke tempat tumbuh empat macam bulu: bulu kening, bulu kumis, bulu mata, dan bulu azar, yaitu bulu yang tumbuh dari tempat permulaan janggut sampai menyentuh kedua telinga.

Wajib menyampaikan air ke tempat tumbuh janggut yang tipis dan tidak wajib menyampaikan air ke tempat tumbuh janggut yang tebal. Dan baca ketika membasuh muka itu:

Artinya: “Ya Allah! Putihkanlah mukaku dengan nur-Mu pada hari yang menjadikan putih muka para Aulia-Mu (yaitu pada hari kiamat) dan jangan Engkau hitamkan mukaku dengan kegelapan-Mu pada hari menjadi hitam muka musuh-musuh-Mu.”

Jangan engkau tingggalkan menyela-nyela janggut yang tebal.

Kemudian basuhlah tanganmu yang kanan dan ikuti pula dengan membasuh tangan kiri. Basuhlah tanganmu Bersama dengan kedua siku sampai ke tempat pertengahan lenganmu. Karena perhiasan di dalam surga itu sampai ke tempat basuhan wudlu.

Baca ketika membasuh tangan kanan doa:

Artinya: “Ya Allah! Berikanlah kepadaku catatan amalanku (pada hari kiamat nanti) di tangan kananku dan hisablah aku dengan hisab yang mudah.”

Dan baca ketika membasuh tangan kiri doa:

Artinya: “Ya Allah! Aku berlindung dengan-Mu dari Engkau berikan kepadaku catatan amalanku di tangan kiriku, atau Engkau berikan kepadaku dari belakangku.”

Kemudian usaplah kepalamu dan ratakanlah seluruh bagian kepala dengan usapan. Yaitu, dengan membasahkan kedua tanganmu lalu engkau temukan ujung jari-jari kedua tanganmu dan engkau letakkan keduanya pada bagian depan kepala, kemudian engkau usapkan kedua tanganmu itu kebagian belakang kepalamu.

Setelah itu engkau kembalikan semula kedua tanganmu itu ke depan. Ini baru terhitung satu kali usapan. Maka engkau buat seperti ini tiga kali.

Dan baca ketika mengusap kepala itu:

Artinya: “Ya Allah! liputilah aku dengan rahmat-Mu dan turunkanlah kepadaku berkat-Mu, dan naungilah aku di bawah naungan ‘arasy-Mu di hari yang tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Mu. Ya Allah! Haramkanlah rambutku dan kulitku dari sentuhan api neraka.”

Kemudian engkau usap kedua telingamu, luar dan dalam, dengan air yang baru (bukan air yang tersisa di tangan selepas mengusap kepala) dan masukkanlah kedua telunjukmu ke dalam dua lubang telingamu. Sapukan bagian luar dengan ibu jari dan baca olehmu ketika itu:

Artinya: “Ya Allah! Jadikanlah aku dari hamba-Mu yang mendengar sesuatu perkataan lalu mereka mengikuti yang baik-baik darinya. Ya Allah! Perdengarkanlah aku suara pemanggil surga di dalam surga bersama dengan orang yang baik.”

Kemudian usaplah tengkuk lehermu dan baca:

Artinya: “Ya Allah! Merdekakanlah (bebaskanlah) tengkukku ini dari api neraka dan aku berlindung dengan-Mu dari segala rantai dan belenggu (di dalam api neraka).”

Kemudian basuhlah kakimu yang kanan dan diiringi dengan kaki kiri dengan menyempurnakan basuhan sampai kepada dua telapak kaki dan disela-sela celah-celah jari kakimu dengan kelingking tanganmu yang kiri. Engkau mulai yang demikian itu dengan menyela kelingking kakimu yang kanan sehingga engkau sudahi dengan kelingking kakimu yang kiri.

Engkau masukkan kelingking tanganmu yang kiri itu dari sebelah bawah dan baca ketika membasuh kakimu yang kanan:

Artinya: “Ya Allah! Tetapkanlah kedua kakiku di atas titian Siratul Mustaqim bersama dengan kaki-kaki hamba-Mu yang soleh.”

Dan baca ketika membasuh kakimu yang kiri:

Artinya: “Ya Allah! Aku berlindung dengan-Mu dari tergelincir kakiku ke dalam jurang api neraka ketika aku melalui di atas titian Siratul Mustaqim. Di mana pada hari itu akan tergelincir kaki-kaki orang yang munafik dan musyrik.”

Dan basuhlah kakimu sehingga sampai ke pertengahan betismu dan hendaklah engkau memastikan bahwa semua anggota wudlumu itu engkau basuh atau engkau usap tiga kali.

Apabila engkau telah selesai berwudlu maka angkatlah penglihatanmu ke langit dan baca:

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah yang satu, tidak ada syirik bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan Rasul-Nya. Maha suci Engkau wahai Tuhan dan disertai dengan segala pujian bagimu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Engkau. Aku telah berbuat kesalahan dan aku bertaubat kepada-Mu. Maka ampunilah daku dan terimalah pertobatanku. Sesungguhnya Engkau Tuhan yang menerima taubat hamba-Mu dan Engkau sangat kasih sayang kepada mereka. Ya Allah! Jadikanlah aku di dalam golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku di dalam golongan orang-orang yang soleh dan jadikanlah aku orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur dan jadikanlah aku orang yang selalu menyebut nama-Mu dengan sebanyak-banyaknya dan bertasbih kepada-Mu di waktu pagi dan petang.”

Maka siapa saja yang membaca doa ini selepas ia berwudlu, pasti akan keluar segala dosanya dari segala anggotanya, dan dicop wudlunya dengan cop (maksudnya diterima

di sisi Allah) lalu diangkat dan diletakkan di bawah ‘arasy. Maka senantiasalah wudlu tadi bertasbih kepada Allah dan ditulis pahala wudlu itu sampai ke hari kiamat.

Dan hendaklah engkau meninggalkan tujuh perkara di bawah ini ketika berwudlu:

Maka yang tujuh perkara ini hukumnya makruh Ketika berwudlu.

Dan disebut pula di dalam hadits: “Sesungguhnya siapa saja yang menyebut nama Allah ketika berwudlu maka Allah menyucikan jasadnya semuanya, tetapi siapa saja yang tidak menyebut nama Allah (di dalam wudlu) maka tidak suci dari jasadnya kecuali hanya anggota yang terkena air saja.”

>[Dinukil dari buku terjemahan kitab Bidayatul Hidayah/Permulaan Jalan Hidayah karya Al Imam Hujjatul Islam Al Ghazali r.a] [DDHK News]

Exit mobile version