Info DD

Ada Lontong dan Opor Ayam pada Perayaan Idul Fitri di Hong Kong

HONG KONG – Meskipun jauh dari kampung halaman, pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong antusias melaksanakan shalat Idul Fitri. Acara tersebut diadakan secara serentak pada Rabu, 5 Juni 2019, jam 09.00 hingga selesai. Ada 15 titik lebih tempat yang digunakan untuk memberikan fasilitasi shalat Id bagi PMI, di antaranya di taman Tai Wo Hau.

Salah seorang Dai Ambassador Dompet Dhuafa, Ustadz Sukron Makmun, yang didaulat untuk menjadi imam dan khatib di taman Tai Wo Hau tersebut mengatakan bahwa ibu-ibu, yang tua dan yang muda, semua sangat antusias dalam memeriahkan Idul Fitri. “Meskipun mereka rata-rata hanya diberikan izin selama tiga jam untuk tidak masuk kerja,” ujar Ustadz Sukron.

Waktu yang relatif singkat itu mereka manfaatkan untuk shalat dan halal bihalal dengan sesama warga Indonesia yang berdomisili di sekitar Tai Wo Hau. Majlis taklim yang ikut, terdiri dari dua majlis taklim di sekitar Tai Wo Hau. Yaitu, majelis taklim al-Hidayah Kwai Fong dan majelis Taklim al-Karimah. Shalat Id diikuti sekitar 350 jamaah.

Dalam khutbahnya, Ustadz Sukron mengatakan bahwa umat Islam kerap tidak mampu mempraktekkan esensi ucapan Allahu Akbar yang selalu dikumandangkan saat shalat. “Kita sering mengatakan Allahu Akbar, tapi dalam praktiknya kita sering mengagungkan yang tidak besar (makhluk) dan mengecilkan Yang Maha Besar (al-Khaliq),” ujarnya.

Ustadz Sukron juga mengingatkan agar umat Islam berhati-hati dalam melantunkan takbir, terutama ketika sampai pada kalimat “mukhlishina lahu ad-din walau kariha al-Kafirun”. “Jangan menambah seperti kata ‘munafiqun’ yang tidak lazim. Kalaupun menambahi, cukup ditambah ‘musyrikun’, menjadi ‘walau kariha al-musyrikun’, karena dua kata itulah yang disebut dalam al-Qur’an,” ujarnya lagi.

Setelah rangkaian shalat Idul Fitri selesai, ratusan jamaah melanjutkan acara ramah tamah dan makan-makan. Mereka sudah pada bawa makanan dari rumahnya masing-masing. Ada lontong dengan sayur lodeh ala Madiun, ada pula opor ayam dan menu-menu khas kampung di Indonesia lainnya. Meskipun lontongnya dibungkus tidak menggunakan daun pisang, tapi tidak mengurangi semangat silaturrahmi dan keceriaan PMI. [ Tim DDHKNews]

Baca juga:

×