7 Amaliyah Manusia yang Diinginkan Malaikat Jibril

DDHK.ORG — Nasihat Nabi Muhammad ﷺ kepada Ali Bin Abi Thalib sebagaimana termuat dalam kitab Washiyatul Musthafa:

تَمَنَّى جِبْرِيْلُ أَنْ يَكُوْنَ مِنْ بَنِيْ آدَمَ لِسَبْعِ خِصَالٍ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ مَعَ الْإِمَامِ وَمُجَالَسَةِ الْعُلَمَاءِ وَعِيَادَةِ الْمَرِيْضِ وَتَشْيِيْعِ الْجَنَازَةِ وَسَقْيِ الْمَاءِ وَالصُّلْحِ بَيْنَ الْإِثْنَيْنِ وَإِكْرَامِ الْجَارِ وَالْيَتِيْمِ فَاحْرِصْ عَلَى ذَلِكَ

Berikut ini rinciannya:

Pertama, shalat lima waktu bersama imam.

  1. Shalat merupakan tiang agama, dan amalan yang akan pertama dihisab.
  2. Ada keutamaan shalat berjamaah yang sangat luar biasa.
  3. صَلَاةُ الْجَمَا عَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَ عِسْرِيْنَ دَرَجَةً
  4. Jamaah mempunyai makna kebersamaan, silaturahim, dan persatuan.

Kedua, berkumpul dengan para ulama.

  1. Ulama merupakan figur otoritatif yang meguasai agama dan mau mengamalkan keilmuannya, serta sosok yang takut kepada Allah.
  2. Kita mengetahui ajaran inti Islam yaitu al-Qur’an dan Hadis melalui para ulama.
  3. Pentingnya guru/pembimbing yang otoritatif dalam beribadah. Seperti dokter sebagai konsultan kesehatan.
  4. Nabi mengingatkan tentang bahaya jauh dari para ulama.

Ketiga, menjenguk orang sakit.

  1. Sebagai sesama makhluk sosial untuk bisa menjalin persudaraan, kepedulian, dan saling support.
  2. Secara psikis, ketika orang sakit dikunjungi akan senang dan menjadikan semangat untuk sembuh (dengan mendoakan, membawa kabar bahagia, dll).
  3. Ketika sakit sebagai muslimah diperintah untuk sabar, karena ada keutamaan yang sangat luar biasa.

Allah SWT menugaskan 4 malaikat kepada orang sakit:

  1. Malaikat pertama mencabut rasa di lidahnya, sehingga menjadi hambar untuk merasakan makanan.
  2. Malaikat kedua mencabut cahaya di wajahnya, sehingga menjadi pucat dan tidak segar.
  3. Malaikat ketiga mencabut tenaganya, badan lemas, dll.
  4. Malaikat keempat mencabut dosanya, sehingga ketika menerima sakitnya maka dosanya akan rontok.

Keempat, mengantar jenazah.

  1. Kita disuruh untuk menghormati hamba yang akan bertemu tuhannya.
  2. Bisa ikut mengurangi kesedihan keluarga yang ditinggalkan dengan takziyah.

Kelima, memberi air.

  1. Memberikan air saja pahalanya luar biasa, apalagi lebih dari itu.
  2. Islam mengajarkan ibadah sosial, dengan kepedulian.
  3. السَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنْ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنْ الْجَنَّةِ قَرِيبٌ مِنْ النَّاسِ

Keenam, mendamaikan yang sedang bertikai.

  1. Ketika ada teman, keluarga, atau saudara yang bertikai, kita jangan malah menjadi kompor, tapi harus menjadi peredam sehingga menjadi adem.
  2. مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
  3. Menjaga lisan kita. Seringkali pertikaian berawal dari kurang bisanya menjaga lisan sehingga ada yang tersinggung, dan saling ribut.

Ketujuh, menghormati tetangga dan yatim.

  1. مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ. Karena pentingnya hormat tetangga, redaksi hadisnya disandingkan dengan keimanan dan hari akhir.
  2. Nabi menyuruh kepada umat ketika memasak sayur supaya memperbanyak kuahnya. Tidak lain supaya tetangga ikut menikmati.

[Disampaikan oleh ustadz M. Aqib Malik, Direktur Al Maliki Center, saat kajian Halaqoh Selasa, 21 Desember 2021]. [DDHKNews]

Exit mobile version